Mata Suami Memerah Seperti Nangis, Saat Istri Cek Dompet

Islampedia - Pasangan yang mendirikan rumah tangga berarti sudah siap untuk bersama-sama menghadapi rintangan dan tantangan.


Suami bertanggung jawab memberi nafkah untuk keluarga bagaimana pun juga.

Mata Suami Memerah Seperti Nangis, Saat Istri Cek Dompet

Hingga ada yang rela mengambil lebih dari dua pekerjaan semata-mata untuk memenuhi segala kebutuhan.

Istri pun juga punya tanggung jawab memahami dan kalau bisa membantu suami.

Seperti kisah yang diceritakan di halaman Facebook Info Ibu Hamil ini yang mencuri perhatian netizen.

Tahu Suami Sedang Susah


Ramadan hari ke-5, kandungan masuk bulan ke-5 pula. Alhamdulillah, sehat dengan izin Allah SWT. Bila lihat suami menangis sebab uang gaji tidak cukup menutup itu ini, saya hanya diam.

Saya merasa sedih tapi saya tidak menangis di depan suami. Namun suami tak menunjukkan dia baru saja menangis , tapi saya tahu mata suami memerah.

Saat dia tidur, saya periksa dompet dia, Ya Allah, tinggal 2 ringgit saja. Saya periksa saldo dalam rekening suami dan saya sendiri, ternyata hanya tinggal 50 ringgit.

Dalam hati, bagaimana suami bisa penuhi belanja rumah tangga. Masih 2 minggu lagi baru terima gaji.

Ajak Pulang Kampung


Di akhir pekan suami ajak balik pulang kampung. Saya tahu suami ingin pinjam uang dari orang tuanya. Saya diam, tidak banyak tanya. Saya cuma mengangguk apa yang dikatakan suami. Saya ikut dia balik rumah mertua.

Sepanjang perjalanan suami diam. Saya tahu suami sedang susah hatinya. Saya tak henti-henti berdoa, demi suami bisa menemukan rezeki.

Sejak pindah ke kota, bukan sekali suami minta tolong orang tuanya. Tapi Alhamdulillah, mertua selalu memahami. Gaji suami tidak terlalu besar, saya juga tak bekerja. Sementara harus memenuhi kebutuhan ini dan itu. Saya coba cari kerja, tapi barangkali belum ada rezeki.

Saling Melengkapi


Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah. Saya terpanggil untuk berbisnis. Tapi melihat keadaan saya yang mengandung, dia melarang saya.

Tapi saya yakinkan dia saya sehat, saya bisa bantu dia. Saya minta dia beri izin dan doakan saya. Alhamdulillah, suami setuju.

Dia tahu saya penat, tapi saya sembunyikan perasan itu. Sebab itu dia selalu bantu saya tanpa saya suruh. Sambil menolong saya, ada kalanya mata dia tidak berkedip pandang saya.

Saya tahu dia sedih, tapi saya buat tak tahu saja. Saya ajak dia bercanda, semata-mata agar dia tidak terlalu sedih.

Saya bilang suami, jangan sedih lihat saya menolongnya. Ini keputusan saya dan saya senang. Saya tak pernah memberitahu betapa saya selalu menangis setiap memandang wajahnya saat dia sudah tidur nyenyak.

Dalam hati saya, suami ini Allah hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dia melengkapi kekurangan saya, dan kekurangan dia saya coba sempurnakan dengan kelebihan saya.

Tak pernah mengharap yang lebih baik karena kebaikan akan datang jika kita memberi kebaikan.
Sumber     : dream.co.id