Islampedia - Saudaraku yang dimuliakan Allah, seperti yang kita ketahui bahwasannya kematian merupakan sebuah faktor yang tentu bakal terjadi pada semua makhluk nasib, bahkan para malaikat pun bakal dicabut nyawanya oleh Allah kelak. Dengan demikian, satu-satunya yang abadi serta tak sempat mati merupakan Allah subhanahu wa ta’ala. Tentang kematian itu sendiri, tak ada yang mengenal kapan ajal seseorang bakal tiba. Faktor ini menjadi rahasia Allah subhanahu wa ta’ala.
Dikisahkan bahwa pada sebuahketika Malaikat ‘Izrail sempat bertanya terhadap Allah subhanahu wa ta’ala: “Wahai Tuhanku, kapankah aku mencabut nyawa seorang hamba? Dalam keadaan apa serta bagaimana aku menghapusnya?” Allah berfirman: “Wahai malaikat ‘Izrail, ini merupakan ilmu yang paling rahasia. Siapapun tak bakal mengerti tidak hanya Aku. Bakal namun Aku mengumumkan kepadamu tentang kedatangan waktunya dari kematian tersebut.”
Disebutkan, bahwa apabila seorang hamba telah waktunya meninggal dunia, maka ada berbagai malaikat yang datang terhadap ‘Izrail. Malaikat penjaga jiwa mengatakan: “Telah habis masa nasib orang ini.” Selanjutnya datang juga malaikat penjaga rezeki serta amal sambil mengatakan: “Rezeki serta amalnya telah habis.”
Disebutkan, bahwa malaikat Mikail turun dengan mengangkat lembaran terhadap malaikat ‘Izrail yang didapatkan dari Allah. Dalam lembaran itu tertulis nama orang yang diperintah untuk dicabut nyawanya, tempat pencabutan, serta sebab-sebab pencabutan nyawanya.
Sedang Ka’bil Akhbar menerangkan: “Bahwasanya Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan pohon di bawah ‘Arasy. Jumlah pohon tersebut sama dengan bilangan makhluk yang ada di dunia. Maka ketika ajal seseorang telah tiba, serta umurnya tinggal 40 hari, maka dengan cara otomatis daun pohon ‘Arasy itu juga gugur, serta jatuh di tempat malaikat ‘Izrail. Dengan demikian maka ‘Izrail bisa mengenal bahwasanya ia diperintahkan untuk mencabut nyawa seseorang sesuai dengan bukti diri daun tersebut. Serta seusai itu para malaikat menyebut orang yang bakal dicabut nyawanya tersebut sebagai “mayat nasib.” Ha ini sebab orang tersebut tetap bisa merasakan kenasiban dunia selagi empat puluh hari lagi.”
Disebutkan, Abu Laits mengemukakan bahwa bakal turun dari bawah ‘Arasy dua tetesan yang bakal mengfotokan nama pemiliknya. Bila satu tetesan itu berwarna hijau, maka pertanda bahwa pemiliknya tergolong orang yang celaka. Namun apabila tetesan tersebut berwarna putih, maka faktor itu menandakan bahwa pemiliknya tergolong orang beruntung / tersanjung.
Sedangkan untuk mengenal dimanakah tempat seseorang bakal meninggal di akhir hayatnya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk memasukkan ke dalam air mani yang berada di rahim ibunya dengan mencampur debu bumi dari tempat dimana nantinya ia bakal meninggal. Maka debu tersebut bakal semakin berputar-putar untuk mencari tempat yang dikehendaki. Kendati demikian, orang yang bersangkutan bakal meninggal sesuai dengan tempat asal dimana debu itu diambil. Lebih lanjut tentang kematian, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sekiranya kalian berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang ditakdirkan bakal mati terbunuh di medan pertempuran itu, keluar juga ke tempat mereka menghadang kematian.” (Qs. Ali Imran: 154)
Subhanallah, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita.. aamiin
Sumber: Lampuislam.org