Islampedia - Manusia
tidak pernah tahu tentang takdir kehidupan yang akan dijalaninya. Baik dan
buruk tingkah laku seseorang terkadang juga ditentukan oleh tingkat pengetahuan
yang dimilikinya. Seperti halnya para napi yang ada di lapas ini. Mereka saat
ini ditempa menjadi manusia yang nantinya bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain.
Edukasi Warga Binaan Lapas Kelas II A Pondok Bambu (Sumber:
Tokopedia) Kami percaya siapa saja, tidak terkecuali warga binaan lapas, bisa
merealisasikan mimpinya untuk membangun usaha,"
Kemajuan teknologi lewat media jual beli online membuka sekat bisnis yang selama ini
dilakukan secara fisik. Bahkan dari balik jeruji, kini para warga binaan lapas
bisa berbisnis.
Inilah yang dilakukan situs e-Commerce Tokopedia dengan Yayasan
Tangan Pengharapan saat mendatangi Lemaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A
Pondok Bambu khusus perempuan.
Mereka mendatangi warga binaan Lapas itu untuk melakukan
sosialisasi pemanfaatan internet dalam berbisnis online.
“ Kami percaya siapa saja, tidak terkecuali warga binaan lapas,
bisa merealisasikan mimpinya untuk membangun usaha, dimulai dari Tokopedia,”
kata Communications Lead Tokopedia Siti Fauziah dikutip dari keterangan
tertulisnya yang diterima Dream, Kamis, 2 Februari 2017.
Wanita yang biasa disapa Puji ini mengaku banyak perempuan
penghuni Lapas yang memiliki keahlian. " Mereka sangat siap dengan produk
bernilai jual. Tinggal bagaimana memasarkannya," katanya.
Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Pondok Bambu Ika Yusanti
berharap apresiasi yang dilakukan Tokopedia diharapkan bisa membuka peluang
pekerjaan bagi para warga binaanya yang sudah menyelesaikan masa hukuman.
“ Umumnya, mantan warga binaan sulit mendapatkan pekerjaan. Namun
melalui Tokopedia, mereka tidak perlu membuat CV maupun surat lamaran, serta
surat kelakuan baik untuk memulai dan membangun bisnis. Hal ini tentu akan
sangat membantu mereka mendapatkan penghidupan,” jelas Ika.
Salah satu warga binaan yang mengikuti sosialisasi mengaku, selama
menghuni Lapas dirinya sudah diberikan pelatihan keterampilan dan memiliki
produk-produk buatan tangan kami sendiri, mulai dari handicraft, fesyen dan
aksesoris, hingga makanan kering.
Penghuni Lapas yang memang tak disebutkan namanya ini mengakui
sangat membutuhkan informasi mengenai media pemasaran yang lebih efektif.
Sementara Educational Project Manager Yayasan Tangan Pengharapan,
Jean O. Christensen berharap kegiatan ini memiliki keberlanjutan hingga
benar-benar memberikan dampak bagi pesertanya.
" Saat nantinya mereka bebas, mereka bisa menjadi wirausaha,
bekerja dari rumah," tutup Jean.(Sah)
Sumber : dream.co.id