7 Jurus Terlarang agar Suami Tidak 'Nakal'

Islampedia - Sahabat Islampedia, betapa banyak rumah tangga yang hancur berantakan gara-gara suami 'nakal'. Perilaku 'nakal' ini misalnya; memiliki simpanan atau istri muda, berselingkuh dengan perempuan lain, berdandan rapi demi dipuja dan dipuji kaum hawa, hobi 'jajan', mata keranjang, suka main mata, bersikap genit dengan gadis-gadis belia, royal dengan kolega namun pelit dengan keluarga, atau sikap lain yang membuat istri makan hati. Nah, berikut ini tujuh jurus terlarang agar suami tidak 'nakal'. Selamat memahami dan bereksplorasi.


7 Jurus Terlarang agar Suami Tidak 'Nakal'

Pertama, berdoa.

Betapapun nakalnya suami, dapat dengan mudah ditaklukkan dengan doa tulus dari istri shalehah. Terlebih lagi doa setelah qiyamullail [misalnya usai salat Tahajud]. Tentunya doa ini perlu diiringi keikhlasan dan istiqamah dari sang Istri. Berdoalah agar suami senantiasa dikaruniai Allah keselamatan, keberkahan, kesejahteraan, kekayaan, keberuntungan, kesehatan, kedamaian, ketenangan, serta kemuliaan hidup di dunia hingga akhirat. Di balik suami yang sukses, ada istri yang senantiasa mendukung dan mendoakan.

Kedua, bersyukur.

Apapun keadaan dan pemberian dari suami, maka wajib disyukuri. Bila yang sedikit disyukuri, maka insya Allah yang banyak menjadi berkah. Namun bila yang sedikit dicaci, maka sudah pasti yang banyak menjadi musibah. Begitu pula hendaklah tidak membanding-bandingkan suami dengan tetangga, orangtua, tokoh ternama, atau pria lain manapun yang memiliki nilai lebih. Karena suami merupakan harta titipan Allah yang pastilah juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Ketiga, komunikasi.

Berkomunikasi efektif adalah salah satu kunci membina keharmonisan rumah tangga. Ungkapkanlah semua hal yang tidak berkenan di hati kepada pasangan secara terbuka, hindari 'ilmu kebatinan'. Ah, biar suamiku mengerti sendiri perasaanku. Toh, dia sudah dewasa dan berpendidikan, pasti sudah mengerti kewajibannya. Betapapun hebat dan tinggi pendidikan suami, pastilah ada hal-hal yang mungkin saja belum diketahuinya. Nah, inilah pentingnya berkomunikasi. Termasuk pula semua problematika di ranjang, perlu dibicarakan secara terbuka dari hati ke hati. Jangan sampai suami sudah puas, istri menjadi lemas, atau sebaliknya.

Keempat, pujian.

Pujilah suami, mulai dari penampilannya, pemberiannya, kado ulang tahunnya, caranya memanjakan Anda. Jangan pelit pujian, namun hendaklah memuji secara wajar. Memuji ini hendaklah tepat suasananya, waktunya, momentumnya, caranya, tempatnya, dan isi pujiannya. Jangan sampai saat Anda memuji, suami malah menjadi tersinggung atau marah gara-gara salah paham.

Kelima, ciuman.

Awalilah hari-hari kebersamaan Anda dengan ciuman, akhirilah pula dengan ciuman penuh kemesraan dan kemanjaan. Saat suami membuka mata pertama kali, maka kecuplah bibirnya dengan mesra. Saat suami berangkat dan pulang kerja, maka berilah ciuman di kedua pipi dan keningnya. Saat suami hendak tidur di malam hari, berilah ciuman penuh kemanjaan dan kemesraan. Bila Anda benar-benar menghujaninya dengan 'ciuman maut' nan 'memabukkan', pastilah suami akan ketagihan, dan takkan berpaling ke lain hati.

Keenam, berilmu.

Suami akan bangga bila istrinya pandai memasak, berdandan, mengasuh anak, mengatur rumah tangga, serta menjadi multitalenta dan multitasking. Sebagian suami senang bila istrinya sukses di dalam berkarir. Semua ini memerlukan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Sambutlah suami dengan riasan terbaik. Perlakukan suami seolah raja. Berlakulah anggun bak permaisuri. Jadilah menarik ibarat bidadari nirwana. Bersikaplah rendah hati seolah seorang sufi atau pencari jalan ruhani. Dengan berilmu dan bertakwa, maka semua problematika kehidupan pastilah ada solusinya.

Ketujuh, terbaik.

Persembahkanlah yang terbaik untuk suami, sehingga dimatanya dirimu ibarat perempuan paling sempurna di muka bumi ini. Masakkanlah menu kesukaan suami dengan bumbu dan bahan terbaik. Didiklah anak-anak dengan pola asuh terbaik. Jadilah istri dengan akhlak terbaik yang mencintai Allah dan RasulNya, memuliakan suami, pandai mengasuh anak-anak, peduli terhadap lingkungan serta semesta alam, memasyarakat dan dapat membaur dengan sesama. Jadilah istri terbaik, laksana cahaya yang menerangi kehidupan dan mencerahkan peradaban. 
Sumber     : ummi-online.com